Iklan

Rabu, 20 Oktober 2010

Batik, budaya tradisional lintas nusantara

Tradisional, sebuah kata yang kalau tidak salah berarti sebuah kebiasaan, kebiasaan dalam cara berperilaku, adat istiadat, dll. Bicara tentang tradisional, kadang kita berfikiran tentang sebuah hal yang kuno, usang, atau hal yang mungkin sudah ketinggalan zaman. Sebagian orang mungkin akan malu bila di katakan sebagai orang kuno, sungguh merupakan tindakan yang konyol dan memalukan. Mereka tidak menyadari dan melihat dari mana mereka berasal, setidaknya mereka yang merasa malu pun sadar atau tidak masih melakukan hal yang kuno, dan hal-hal yang kuno pun pada dasarnya masih perlu dan di butuhkan pada saat ini. Sebagai contoh adalah makan dan minum, di zaman sekarang, manusia pun dapat bertahan hidup tanpa makan dan minum. Lihat saja para pasien dirumah sakit, mereka yang tidak bisa makan dan minum pun bisa tetap hidup bahkan semakin subur dengan bantuan infus. Infus sendiri adalah trend masa kini, tapi mengapa masyarakat modern tidak menggunakannya di kehidupan sehari-hari dan lebih suka menggunakan cara tradisional?? Di era yang serba canggih dan serba modern saat ini, banyak orang yang berlomba-lomba melestarikan tradisi adat istiadat dan budaya tradisional. Seiring kemajuan zaman dan globalisasi yang makin menggila, berbaurnya berbagai macam ras dan suku serta adat istiadat melahirkan sebuah tatanan kehidupan masyarakat yang baru. Setidaknya, dari masing-masing individu masih merasa memiliki budaya tradisional yang mereka bawa dari daerah asalnya tetapi di satu sisi mereka juga menganggap dirinya adalah bagian dari masyarakat baru tersebut. Menengok sejenak kepada sejarah, sebagai contoh tentang kisah berdirinya negara Amirika. Mereka yang rela berperang dengan kerajaan inggris, bukankah inggris adalah nenek moyang mereka sendiri, tetapi mengapa mereka rela berperang hanya demi mempertahankan tatanan masyarakat yang baru saja lahir?? Mungkin kerajaan inggris adalah nenek moyang dari sebagian masyarakat di negara amirika, tapi bagi orang amirika sendiri mereka pun merasa memiliki sebuah tatanan masyarakat baru yang di namakan amirika. Jadi tidak mengherankan apabila kemarin ada sebuah kasus tentang batik yang di hack sebagai budaya tradisional malaysia. terhitung sejak kerajaan singosari memperluas daerah kekuasaan sampai ke melayu, mungkin sebelum itu pun sudah ada kontak antar daerah yang telah menjadikan berbaurnya berbagai macam seni dan budaya di nusantara ini lewat perdagangan dan lainnya. Ketika kerajaan singosari mulai menguasai bumi nusantara dan di lanjutkan pula oleh kerajaan majapahit, setidaknya banyak budaya-budaya indonesia khususnya jawa masuk dan sedikit demi sedikit membaur dengan budaya tanah jajahannya, tidak terkecuali batik. Apalagi pada masa-masa penyebaran agama islam di bumi nusantara, hubungan yang harmonis antar kerajaan islam sangat berpengaruh dalam lintas antar budaya sehingga tidak heran bila di masa kini banyak kesamaan budaya tradisional antara wilayah satu dengan wilayah lain. Hal yang terpenting dari semua itu adalah seberapa besar kita mempunyai rasa memiliki dan mempunyai rasa tanggung jawab untuk melestarikan budaya kita, bila kita merasa sudah tidak memerlukan lagi tradisi dan budaya tradisional tersebut, silahkan tinggalkan dan acuhkan. Jangan salahkan siapapun bila di suatu saat ada orang yang mengaku bahwa budaya itu milik mereka, karena demi kekuasaan, harga diri, dll. kadang mereka rela berperang tanpa memandang siapa yang akan di perangi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar